-->

Sebuah Pilihan

Thursday, January 3, 2008

Sebuah Pilihan
By Darmadi Kurniawan

Agak sedikit grogi rasanya, sesudah setahun di Middle East bersama KOC (Kuwait Oil Company) sebagai user, kini kembali bekerja menjadi kontraktor di Asia namun tidak apalah, itu semua adalah pilihan hidup dalam mencari rejeki di bumi Allah SWT.

Saat menerima pilihan/offering sebagai Instrument commissioning engineer, dunia rasanya hidup lagi, sendi-sendi yang mulai lunak seakan kencang kembali. Otak berpacu dengan target dalam menyelesaikan pekerjaan sebagai Instrument commissioning di Kerisi offshore-Natuna- ConocoPhillips Field.

Pesawat kecil dengan baling-baling disamping, dengan penumpang kurang lebih 40 orang. Mulai mendarat di pulau Matak, sebagai pulau transit keberbagai lokasi “user” (operator oil company) di wilayah Natuna. Perjalanan keberbagai area kerja offshore, biasa nya dilanjutkan dengan helicopter atau pun boat.

Perjalanan ke SITE

Setelah 3 jam menggunakan boat dengan ombak yang cukup besar sampai 4 meter, tibalah rombongan pekerja offshore di Barge Lewek Conqueror di dekat Kerisi platform, (Barge adalah serupa seperti kapal dan hotel, namun tidak memiliki mesin untuk berjalan/pindah lokasi, biasa nya akan di tarik boat untuk pindah dari satu lokasi kelokasi lain). Kami semua para pekerja offshore turun satu persatu, dengan menggunakan life jacket sekaligus tambang untuk memindahkan diri masing-masing dari boat ke barge.

Barge itu sendiri standby didekat platform sebagai akomodasi para pekerja baik itu Indonesian, Western/US, Australian, Indian, Philippines , Malaysian dan warga negara lainnya.

Testing demi testing peralatan yang begitu mendebarkan sudah dilakukan sebagian area by area-sesuai scope of work engineer masing-masing. Setelah sekian hari schedule yang begitu padat, stress dan melelahkan, tibalah waktu nya menurut project schedule, bahwa minyak akan mulai dialirkan dari wellhead lokasi (lokasi sumur) menuju platform produksi dimana minyak akan masuk, lalu dipisahkan antara air dan minyak. Dalam hitungan tidak sampai satu hari yaitu tanggal 28/12/2007, Alhamdulillah flare (yaitu obor besar dan tinggi untuk membakar gas yang tidak terpakai) mulai menyala, artinya keberhasilan sudah mulai nampak dalam project ini.

Akhir tahun 2007 dan awal tahun 2008

Tidak ada hingar bingar musik apalagi yang sampai memekakkan gendang telinga dan juga pesta pora yang tidak berguna dalam menyambut pergantian tahun 2008 (mudah-mudahan seterusnya juga tidak), yang ada hanya suara ombak yang besar dalam menyambut pergantian tahun, sesekali nampak juga sekelompok lumba-lumba, sekitar 4-6 ekor suka muncul dipermukaan laut menyapa beberapa pekerja yang iseng-iseng mancing dibelakang barge.

Dengan ombak yang cukup besar menghantam barge dan platform, sampai ketinggian 7 meter dan juga kecepatan angin sampai 25-30 knot membuat semua pekerja prihatin bahwa kerjaan ini memang berat secara fisik, mental dan pikiran. Belum lagi jika tiba-tiba ada gas bocor yang dideteksi oleh gas detector, yang mengakibatkan alarm di platform akan berbunyi meraung-raung akibat bekerjanya system logic dalam program DCS. Dalam hal ini semua pekerja harus menuju Master Station untuk tindakan evakuasi jika dibutuhkan. Seperti beberapa hari lalu sebelum tahun baru 2008 sempat terjadi gas leakage.

Dengan ketinggian ombak yang sampai 7 meter dan juga diiringi bad weather (cuaca buruk), dari tanggal 31/12/07 barge dijauhkan dari platform untuk menghindari berbenturan dan bertabrakan antara barge dan platform yang dapat mengakibatkan fatality, sehingga para pekerja offshore untuk sementara standby di barge / tidak bekerja, untuk beberapa hari sampai dinyatakan aman untuk bisa memulai bekerja kembali.

Sampai berita ini diturunkan (02/01/2008) , para pekerja masih standby dibarge, sampai ada statement aman dari HSE dan Kapten Barge untuk dapat melanjutkan pekerjaan kembali (DK).

0 comments: